Selasa, 20 Januari 2009

MEREKAPUN PERNAH GAGAL

“Kegagalan adalah jalan menuju kebesaran”
Rasulullah sangat akrab dengan masa-masa sulit. Sejak kecil sudah yatim piatu setelah meninggalnya sang ibu. Dan begitu banyak duri dilalui. Dalam dakwahnya pun pernah mengalami masa-masa sulit yang disebut ‘Amul Husni, tahun duka cita dengan wafatnya Khadijah sang istri tercinta dan Abu Thalib paman yang setia membela. Pergi ke thaif pun beliau mendapat cemoohan dan lemparan batu hingga berdarah-darah. Lalu beliau berhijrah. Beberapa kali pernah kalah. Dalam perang Uhud dan perang Hunain. Karena para sahabat terbuai dunia dan merasa besar oleh banyaknya jumlah.

Abu bakar Ash-Shiddiq ra pernah suatu ketika tidak teliti memakan makanan pembantunya yang didapatkannya dari praktek paranormal. Maka setelah tahu ia pun memuntahknnya agar tidak menjadi daging sehingga tak ada sedikit pun kesempatan api neraka yang mampir dan mengalir di tubuhnya.

Umar juga pernah gagal. Di masa jahiliyah ia pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup dan teramat dungu karena menymbah makanan lalu memakannya karena lapar. Tapi itu semua tak mengurangi kebesaran seorang Umar.

Imam Al Ghazali adalah orang yang gemar mencatat ilmu-ilmu yang didapatkan hingga suatu saat dia berjalan membawa hasil ilmunya dan dirampok bawaannya. Perampok merebut bawaannya berupa catatan ilmu. Imam Al Ghazali bersikeras merebutnya, tapi dia malah dicemooh, masa mengandalkan ilmu hanya pada catatan bukan dari hafalan di hati, “Al Ilmu fish shudhuur laa fis suthuur..”
Kegagalan inilah yang melecut dirinya untuk mengambil ibrah dan merubah cara belajarnya dari sekedar pencatat menjadi seorang penghafal. Dan hasilnya sangat luar biasa sebagaimana kita rasakan hingga saat ini. Kegagalan lainnya adalah beliau juga pernah tersesat dalam filasafat ilmu kalam namun akhirnya tersadar dan mengungkapkan kesesatan-kesesatan ilmu filsafat atau ilmu kalam .

Thomas Alfa Edison melalkukan eksperimen listrik sebanyak 10.000 kali dan semuanya gagal, namuntetap dilanjutkan sampai berhasil.

Buku-buku Ibnu Hazm pernah terbakar seluruhnya. Tetapi dia tidak pernah patah arang lalu menyerah. Maka ia mulai menulis kembali kitab-kitabnya dari hafalannya.

Fudhail bin ‘Iyadh, ulama besar yang dulunya perampok besar. Mantan preman kenamaan. Sosok angker yang sangat ditakuti. Bahkan namanya menjadi momok, jaminan garansi dan referensi bagi orang tua saat itu untuk menakuti anak-anak mereka yang tidak patuh. Akhirnya Fudhail bin ‘Iyadh sadar dan menjadi ulama besar. Bahkan beliaulah diantara ulama yang memiliki ketajaman hati bahwa ibadah yang diterima Allah adalah yang ikhlas niatnya karena Allah dan benar caranya menurut tuntunan Rasulullah.

“Para pemenang berpikir tentang apa yang dapat dan akan mereka lakukan. Orang-orang yang gagal berpikir terus tentang apa yang tidak dapat dan seharusnya mereka lakukan”.

0 komentar: