Rabu, 21 Januari 2009

TULI KONDUKTIF

A.Konsep dasar medis

a.Pengertian

Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah jenis ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah. Misalnya tidak dapat mendengar huruf U dari kata susu sehingga penderita mendengarnya ss. Biasanya gangguan ini “reversible” karena kelainannya terdapat di telinga luar dan telinga tengah. (Purnawan Junadi,dkk. 1997, hal. 238)

b.Etiologi

1.Kelainan bawaan (Kongenital)
Atresia liang telinga, hipoplasia telinga tengah, kelainan posisi tulang-tulang pendengaran dan otosklerosis.
Penyakit otosklerosis banyak ditemukan pada bangsa kulit putih
2.Gangguan pendengaran yang didapat, misl otitis media

c.Patofisiologi

Saat terjadi trauma akan menimbulkan suatu peradangan bias saja menimbulkan luka, nyeri kemudian terjadi penumpukan serumen atau otorrhea. Penumpukan serumen yang terjadi dapat mengakibatkan transmisi bunyi atau suara yang terganggu sehingga penderita tidak dapat mempersepsikan bunyi atau suara yang di dengarnya.

d.Manisfestasi Klinik

-rasa penuh pada telinga
-pembengkakan pada telinga bagian tengah dan luar
-rasa gatal
-trauma
-tinnitus


e.Penatalaksanaan

Liang telinga di bersihkan secara teratur. dapat diberikan larutan asam asetat 2-5 % dalam alcohol yang di teteskan ke liang teling atau salep anti jamur. Tes suara bisikan, Tes garputala

f.pemeriksaan diagnostic
Audiometri
X-ray



B.Konsep dasar keperawatan

a.Pengkajian
Riwayat : identitas pasien, riwayat adanya kelainan nyeri, infeksi saluran nafas atas yang berulang, riwayat infeksi
nyeri telinga
rasa penuh dan penurunan pendengaran
suhu meningkat
malaise
vertigo
Aktifitas terbatas
Takut menghadapi tindakan pembedahan.

b.Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
2.Gangguan sensori / presepsi berhubungan dengan kerusakan pada telinga tengah
3.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
4.Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri, otore
5.Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
6.Ansietas berhubungan dengan prosedur perubahan status kesehatan dan pengobatan


c.Intervensi Keperawatan

1.Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan : Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak ada nyeri

1.kaji nyeri, lokasi,karasteristik, mulai timbul, frekuensi dan intensitas, gunakan tingkat ukuran nyeri
R/ : untuk mengukur tingkat/kualitas nyeri guna intervensi selanjutnya
2.ajarkan dan bantu dengan alternative teknik pengurangan nyeri (misalnya imajinasi, musik, relaksasi)
R/ : pengalihan perhatian dapat mengurangi nyeri
3.ubah posisi setiap 2 sampai 4 jam
R/ : posisi yang nyaman dapat membantu mengurangi tingkat nyeri.
4.berikan analgesik jika dipesankan
R/ : analgesic dapat mengurangi nyeri.

2.Gangguan sensori / persepsi berhubungan dengan kerusakan pada telinga tengah
Tujuan : Klien memperlihatkan persepsi pendengaran yang baik

1.Kaji tingkat gangguan persepsi pendengaran klien
R/ : untuk mengukur tingkat pendengaran pasien guna intervensi selanjutnya
2.Berbicara pada bagian sisi telinga yang baik
R/ : berbicara pada bagian sisi telinga yang baik dapat membatu klien dalam proses komunikasi
3.Bersihkan bagian telinga yang kotor
R/ : telinga yang bersih dapat membantu dalam proses pendengaran yang baik
4.Kolaborasi dengan dokter dengan tindakan pembedahan
R/: tindakan pembedahan dapat membatu klien memperoleh pendengaran yang baik



3.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas dengan baik

1.Kaji tingkat intoleransi klien
R/ : Untuk mengetahui tingkat aktivitas klien guna intervensi selanjutnya
2.Bantu klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
R/ : Bantuan terhadap aktifitas klien dapat mempermudah pemenuhan kebutuhan klien
3.Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan
R/ : Aktivitas yang ringan dapat membantu mengurangi energy yang keluar
4.Libatkan keluarga untuk proses perawatan dan aktivitas klien
R/ : Keluarga memiliki peranan penting dalam aktifitas sehari-hari klien selama perawatan
5.Ajurkan klien untuk istirahat yang cukup
R/ : Istirahat yang cukup dapat mebantu meminimalkan pengeluaran energy.

4.Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri, otorrhea.
Tujuan : pola koping klien adekuat

1.Kaji tingkat koping klien terhadap penyakit yang dialaminya
R/ : Untuk mengetahui tingkat koping pasien terhadap penyakitnya guna intervensi selanjutnya.
2.Kaji tingkat pola koping keluarga terhadap penyakit yang dialami klien
R/ : Pola koping keluarga mempengaruhi koping pasien terhadap penykitnya
3.Berikan informasi yang adekuat mengenai penyakit yang dialami klien.
R/ : Informasi adekuat dapat memperbaiki koping pasien terhadap penyakitnya
4.Berikan motivasi kepada klien dalam menghadapi penyakitnya
R/ : Motivasi dapat membantu pasien dalam menghadapi penyakitnya dan menjalani pengobatan sehingga klien tidak merasa sendirian.
5.Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien.
R/ : Motivasi dari keluarga sangat membantu proses koping pasien.

5.Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
Tujuan : klien dapat mengerti mengenai penyakitnya.

1.Kaji tingkat pendidikan klien
R/ : Untuk mengetahui tingkat pendidikan klien guna intervensi selanjutnya
2.Kaji tingkat pengetahuan klien tentang prognosis penyakitnya
R/ : untuk mengukur sejauh mana klien mengetahui tentang penyakitnya
3.Berikan informasi yang lengkap mengenai penyakit klien.
R/ : informasi yang lengkap dapat menambah pengetahuan klien sekaligus mengurangi tingkat kecemasa
4.Berikan informasi yang akurat jika klien membutuhkan informasi tentang penyakitnya.
R/ : pemberian informasi yang akurat dapat menambah informasi tentang penyakit yang dialami klien

6. Ansietas berhubungan dengan prosedur perubahan status kesehatan dan pengobatan
tujuan : klien memperlihatkan ekspresi wajah yang ceria.

1.kaji tingkat ansietas klien terhadap penyakitnya
R/ : untuk mengukur tingakt kecemasan klien terhadap penyakitnya guna implementasi selanjutnya.
2.Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
R/ : sebagai tolak ukur untuk memberikan informasi selanjutnya mengenai penyakit yang di alaminya.
3.Berikan informasi klien tentang penyakitnya.
R/: Informasi yang adekuat dapat mengurangi kecemassan klien terhadap penyakitnya
4.Berikan dorongan pada klien dalam menghadapi penyakitnya.
R/: Dorongan yang adekuat dapat menurunkan tingkat kecemasan klien sekaligus memberikan perhatian kepada klien.
5.Libatkan keluarga klien dalam proses pengobatan
R/: Keluarga klien memiliki peranan penting dalam proses penyembuhan dan menurunkan tingkat kecemasan klien.


d.Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi klien.

E.Evaluasi
1.Pasien mengambarkan nyeri dalam keadan minimal atau tidak ada nyeri
2.Klien memperlihatkan persepsi pendengaran yang baik
3.Klien dapat melakukan aktivitas dengan baik
4.Pola koping klien adekuat
5.Klien dapat mengeti dengan penyakitnya
6.klien memperlihatkan ekspresi wajah yang ceria.

0 komentar: