Selasa, 16 Desember 2008

APA SIH KERJA PERAWAT ?


“Perawat itu kerjanya ngapain ya?”. Teman saya juga pernah ditanya, “Kuliah di keperawatan kalau lulus jadi dokter atau bidan?”. Ada juga yang berfikir, “Setelah lulus dari keperawatan nanti bisa lanjut di kedokteran (S2 maksudnya) dan jadi dokterkan?”. Pertanyaan diatas masih sering ditanyakan di masyarakat. Kami sebagai bagian dari Profesi keperawatan (yang saat ini posisi kami masih sebagai mahasiswa) merasa miris dengan kenyataan ini. Oleh karena itu hal ini menjadi salah satu tanggung jawab kami sebagai mahasiswa keperawatan untuk memberikan penjelasan atau gambaran tentang profesi perawat/nurse.

Perawat adalah sebuah profesi, dimana sebuah pekerjaan akan disebut profesi maka mempunyai syarat, beberapa diantaranya: kode etik, mempunyai organisasi profesi, mempunyai body of knowledge, diperoleh melalui pendidikan formal. Begitu juga perawat, mempunyai kode etik keperawatan, mempunyai organisasi profesi (di Indonesia PPNI), diperoleh melalui pendidikan formal, mempunyai body of knowledge, dan lain-lain. Jenjang pendidikannya mulai dari SPK (sekarang sudah dihapus), D3, D4, S1 Keperawatan, S2 Keperawatan dan Spesialis (Keperawatan Komunitas; Keperawatan Jiwa; Keperawatan Maternitas; Keperawatan Medikal Bedah; Keperawatan Keluarga; Keperawatan Gerontik; Keperawatan Gawat Darurat; Keperawatan Anak), dan S3. Untuk di Indonesia baru ada sampai jenjang S2 dan Spesialis (Keperawatan Komunitas; Keperawatan Jiwa; Keperawatan Maternitas; Keperawatan Medikal Bedah; Keperawatan Gawat Darurat; Keperawatan Anak).

Perawat dapat berperan sebagai pendidik, peneliti, advokat, pelaksana. Pendidik disini dapat sebagai dosen maupun ketika perawat memberikan penddikan kesehatan kepada klien. Peneliti yaitu mengadakan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan. Advokat yaitu ketika membantu klien untuk mendapatkan hak-hak klien (seperti mendapat info tentang ASKESKIN; obat yang sesuai jangkauan ekonomi klien; pengobatan atau perawatan atau terapi yang sesuai). Pelaksana yaitu perawat yang bekerja memberikan asuhan keperawatan misalnya di tempat peayanan kesehatan seperti rumah sakit, dll.

Seorang perawat adalah profesi yang diharapkan selalu care (peduli) terhadap klien (pasien yang tidak hanya sebagai objek, tapi juga subjek yang ikut menentukan keputusan akan pengobatan/terapi/perawatan terhadap dirinya dan terlibat secara aktif). Seorang perawat memandang seseorang klien secara holistik/menyeluruh. Perawat tidak memandang klien hanya sebagai individu yang sedang sakit secara fisik/bio, tetapi juga memperhatikan kondisi mental/psikis/kejiwaan, sosial, spiritual, dan cultural. Oleh karena itu, untuk memberikan asuhan keperawatan, seorang perawat harus mengkaji aspek yang holistik tersebut (bio, psiko, sosio, spiritual, dan cultural). Dan asuhan yang dilakukan perawat adalah memberikan perawatan, sedangkan dokter adalah mengobati.

Salah satu contohnya adalah misalnya klien mengalami batuk. Maka sesuai profesinya, yang dilakukan dokter ke klien ini adalah memberikan obat batuk (misalnya dextral). Sedangkan yang dilakukan perawat atau asuhan keperawatannya adalah mengatasi masalah keperawatan apa yang timbul akibat batuk yang dialami klien tersebut dengan cara melakukan pengkajian terlebih dahulu, seperti: kapan mulai batuk, terus-menerus atau waktu-waktu tertentu, berdahak atau tidak, jika berdahak perlu dikaji apakah klien bisa mengeluarkan dahaknya, seperti apa dahaknya (jumlah, warna, konsistensi), apakah pernapasan klien terganggu, bagaimana pola napasnya, apakah aktivitas klien terganggu, jika ya maka perlu dikaji aktivitas seperti apa yang terganggu.

Jika klien batuk dan dahaknya sulit keluar, maka perawat mengajarkan cara bagaimana batuk yang efektif untuk mengeluarkan dahaknya atau dengan memberikan fisioterapi dada maupun suction jika masih banyak dahak yang menumpuk di saluran pernapasan atau paru-paru. Jika klien sulit bernapas, perawat menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi tubuh bagian kepala-dada lebih tinggi daripada panggul-kaki (posisi semi fowler). Selain itu, perawat juga mengkaji perasaan klien. Jika klien mengalami kecemasan/ansietas, maka hal ini juga perlu diatasi perawat. Read More...

Kamis, 04 Desember 2008

FOTO

Read More...

Jumat, 14 November 2008

KONSEP BERMAIN ANAK

Pengertian
- Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dgn ling, melakukan apa yg dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara .
(Wong, 2000).


- Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya .
(Miller dan Keong, 1983).
- Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.
(Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah
“” Kegiatan yang tdk dpt dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari krn bermain sama dgn berja pada org dewasa, yg dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dgn ling, menyesuaikan diri dgn ling, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.””
FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan sensorik motorik
u Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik mrpk komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
2. Perkembangan intelektual
u Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi thp segala sesuatu yg ada di ling sekitarnya, terutama
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.
u Pada saat bermain anak akan melatih diri dan memecahkan masalah.
3. Perkembangan sosial.
u Perkbg sosial ditandai dgnkemampuan berinteraksi dgn lingkungannya.
u Bermain dgn orla akan membantu anak utk mengembangkan hub sosial dan belajar memecahkan
masalah dari hub tersebut.
u Anak belajar berinteraksi dgn teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar ttg nilai sosial yang ada pd kelompok.
4. Perkbg kreatifitas
u Kemampuan utk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dlm bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya.
5. Perkembangan kesadaran diri.
u Anak akan mengembangkan kemampuannya dlm mengatur t.l.
u Anak akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkan dgn orla dan menguji kemampuannya dgn mencoba peran baru dan mengetahui dampak t.l terhadap orla.
6. Perkembangan moral
u Anak mempelajari nilai benar dan salah dari ling, terutama dari ortu dan guru.
u Anak akan mendapatkan kesempatan utk menerapkan nilai-nilai sehingga dapat diterima di ling dan dpt menyesuaikan diri dgn aturan yg ada dikelompoknya.
u Anak belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yg akan dilakukan.
7. Terapi
u Pada saat dirawat di RS anak akan mengalami berbagai perasaan yg sangat tidak menyenangkan, seperti marah,takut,cemas, sedih
dan nyeri, sehinggaanak –anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya dlm bentuk permainan.
TUJUAN BERMAIN
1. Untuk melanjutkan tukem yg normal pada saat sakit .
2. Mengekspresikan perasaan , keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
1.Tahap perkembangan anak
u Perawat hrs mengetahui dan memberikan jenis permainan yg tepat utk setiap tahapan pertumb dan perkem anak.
2. Status kesehatan anak
Perawat hrs mengetahui kondisi ana pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yg dapat dilakukan anak sesuai dgn prisnsip bermain pd anak yg sedang dirawat di RS.
3. Jenis kelamin
u Dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedaskan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
u Ada pendapat ygdiyakini bahwa permainan adl salah satu alat
mengenal identitas dirinya.
4. Ling yang mendukung
u Ling yg cukup luas utk bermain memungkinkan ana mempunyai cukup ruang utk bermain.
5. Alat dan jenis permainan yg cocok
u Pilih alat bermain sesuai dgn tahapan tukem anak
u Alat permaianan tidak selalu harus dibeli ditoko dan harus mahal.
KLASIFIKASI BERMAIN
a. Menurut isinya
u Sosial affective play : hub interpersonal yg menyenangkan antara anak dgn orla (EX : ciluk-baa).
u Sense of pleasure play : permaianan yg sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir).
u Skiil play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda).
u Dramatik Role play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat).
u Games : permaianan yg menggunakan alat tertentu yg menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga).
u Un occupied behaviour: anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek
yang ada disekelilingnya , yg digunakan sebagai alat permainan(EX : jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).
b. Karakter sosial
u Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yg sedang bermain, tanpa ada inisiatif utk ikut berpartisifasi dlm permainan(EX : Congklak).
u Solitary play : anak tampak berada dlm klp permaianan, tetapi anak bermain sendiri dgn alat permainan yg dimilikinya.
u Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yg sama, tetapi antara satu anak dgn anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dgn lainya tida ada sosialisasi.
u Associative play : permeianna ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dgn anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin
dan tujuan permaianan tidak jelas (EX bermain boneka,masak-masak).
u Cooperative play : aturan permainan dlm klp tampak lebih jelas pada permaiann jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (EX : main sepak bola).
BENTUK-BENTUK PERMAIANAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA
A. Umur 1 bulan (sense of pleasure play).
- Visual :dpt melihat dgn jarak dekat
- Audio : berbicara dgn bayi
- Taktil : memeluk, menggendong
Kinetik : naik kereta, jalan-jalan.
b. Umur 2-3 bln
- Visual : memberi objek terang,membawa bayi keruang
yang berbeda .
- Audio :berbicara dgn bayi,memyanyi
- Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut.
c. Umur 4-6 bln
- Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi nontong TV.
- Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas.
- Kinetik : bantu bayitengkurap, mendirikan bayi pada paha ortunya.
- Taktil : memberikan bayi bermain air.
d. Umur 7-9 bln
- Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dgn kaca serta berbicara sendiri.
- Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yg diucapkan seperti mama,papa.
- Taktil : membiarkan main pada air mengalir.
- Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat.
e. Umur 10-12 bln
- Visual : Memperlihatkan gambar terang dlm buku.
- Audio : membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan tubuh dan menyebutnya.
- Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan angin.
- Kinetik : memberikan anak mainan besar yg dapat ditarik atau didorong, seperti sepeda atau kereta.
f. Umur 2-3 tahun
- Paralel play dan sollatary play
- Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak mainan)
- Jenis mainan :boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar.
g. Preschool 3-5 thn
- Associative play , dramatik play dan skill play.
- Sudah dapat bermain kelompok
- Jenis mainan : roda tiga, balok besar dgn macam-macam ukuran.
h. Usia sekolah
- Cooperative play
- Kumpul prangko, olra
i. Masa remaja
- Anak lebih dekat dgn kelompok
- Olra, musik,komputer, dan bermain drama.
PRINSIP BERMAIN DI RS
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.
3. Kelompok umur yg sama.
4. Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan
5. Semua alat permaianan dpt dicuci
6. Melibatkan ortu. Read More...

Sabtu, 08 November 2008

TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK

1. Pengertian
Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui simbol-simbol , tanda, atau tingkah laku (Haber,1987).
Komponen Dalam Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim pesan
Yang menjadi komunikator dalam hal ini adalah anak, keluarga, atau kelompok .
2. Komunikan / penerima pesan
Penerima pesan mrp org yg menerima berita atau lambang .
3. Pesan
Berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambang, pembicara, gerakan atau sikap.Ex : Informasi ttg masalah kesehatan anak.
4. Media
Sarana atau saluran dari komunikasi. Dapat berupa media cetak, audio, visual, atau audio visual.
5. Umpan Balik
Reaksi komunikan sebgai dampak atau pengaruh dari pesan yg disampaikan, baik secara lgs m/p tidak lgs.
Sikap Dalam Komunikasi
Menurut Egan (1995); menyampaikan sikap kom mrpkan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal m/p non verbal.
1. Sikap berhadapan
Bentuk sikap dimana sesorg lgs bertatap muka atau berhdp lgs dgn anak ( Komunikator siap utk berkomunikasi).
2. Sikap mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dgn cara selalu memperhatikan apa yg diinformasikan atau disampaikandgn tidak melakukan kegiatan yg dapat mengalihkan perhatian dgn lainnya.
3. Sikap membungkuk kearah pasien
Menunjukkan keinginan utk mengatakan atau mendengar sesuatu dgn cara membungkuk sedikit kearah klien.
4.Sikap terbuka
Bentuk sikap dgn memberikan posisi kaki tidak melipat,tangan menunjukkan keterbukaan
untuk berkomunikasi
5. Sikap tetap relaks
Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dlm memberi respons pada klien selama komunikasi.
Sikap Komunikasi Terapeutik
1. Sikap kesejatian
Menghindari membuka diri yg terlalu dini sampai dgn anak menunjukkan kesiapan utk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita pada anak.
2. Sikap empati
Bentuk sikap dgn cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan org tua.
3. Sikap hormat
Bentuk sikap yg menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien. EX : senyum pada saat yg tepat, melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut dgn seizin komunikan.
4. Sikap Konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yg spesifik dan bukan abstrak pada saat kom dgn klien , EX : gambar, mainan, dll.
Komunikasi dengan Anak Sesuai TUKEM
1. Bayi : mengungkapkan kebutuhan dgn t.l dan bersuara yang dapat diinterpretasikan oleh org sekitarnya EX: menangis.
2. Toddler dan Pra sekolah
- Memberitahu apa yang terjadi pada dirinya.
- Memberi kesempatan pada mereka untk menyentuh alat pemeriksa yg akan digunakan.
- Bicara lambat
- Hindari sikap mendesak utk dijawab EX : jawab dong.
- Hindari konfrontasi lgs
- Salaman pada anak ( kurangi rasa cemas)
- Bergambar atau bercerita.
3. Usia sekolah
- Gunakan kata sederhana yg spesifik
- Jelaskan sesuatu yg membuat ketidakjelasan pada anak
- Jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan
- Jangan menyakiti atau mengancam
4. Usia remaja
- Berdiskusi atau curah pendapat sama teman sebaya.
- Hindari bbrp pertanyaan yg dpt menimbulkan rasa malu.
- jaga kerahasiaan dalam komunikasi ( masa transisi dlm bersikap dewasa ).
Cara Komunikasi Dengan Anak
1. Melalui org ketiga : tdk lgs bertanya pd anak.
2.Bercerita : pergunakan bahasa yg mudah dimengerti,perlihatkan gambar
3.Bilioterapi: melalui pemberian buku/majalah anak mengekpresikan perasaan dan aktivitas sesuai cerita dlm buku.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan : mengetahui apa keinginan / keluhan anak.
5. Pro / kontra :mengetahui perasaan anak dan pikiran anak (mengajukan pertanyaaan hal positif dan negatif ).
6.Menulis : bila anak tidak dpt mengungkapkan perasaan secara verbal.
7. Menggambar : anak akan mengungkapkannya apabila gbr yg ditulisnya ditanya ttg maksudnya.
8. Bermain : sangat efektif dalam membantu berkomunikasi, dapat menjalin hub interpersonal dgn teman dan perawat.
Cara komunikasi Dengan Ortu Anak
1. Anjurkan ortu untuk berbicara
2. Arahkan ke fokus
3. Mendengarkan
4. Diam
5. Empati
6. Menyakinkan kembali
7. Merumuskan kembali
8. Memberi petunjuk kemungkinan apa yg terjadi
9. Menghindari hambatan dalam komunikasi.
Tahapan Dalam Komunikasi Dengan Anak
1. Tahap Prainteraksi
- Mengumpulkan data ttg kliendgn mempelajari status atau bertanya kepada ortu ttg masalah yg ada.
2. Tahap Perkenalan
- Memberi salam dan senyum pada klien,melakukan validasi , mencari kebenaran data yg ada, menobservasi, memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
- Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya , krn akan memberitahu ttg hal yang kurang dimengerti dlm komunikasi, menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
- Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan reinforcement positif, tindak lanjut,kontrak, dan mengakhiri wawancara dgn cara yg baik.
Faktor-Faktor Yg mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak
1. Pendidkan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Usia Tukem
5. Status kes anak
6. Sistem sosial
7. Saluran
8. Lingkungan. Read More...

Selasa, 14 Oktober 2008

TUMBUH KEMBANG ANAK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
• Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, Mis : BB, PB.
• Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. ( Whalley dan Wong, 2000).
• Growth dan Development jalan bersama-sama , tidak dapat dipisahkan yang satu dengan yang lain.
• G & D adalah ciri khas dari anak dimulai dari konsepsi dan berlgs terus sepanjang masa anak dan kecapatannya tidak selalu sama pada tiap masa.
• G à dianggap sebagai penambahan ukuran (Physiacal Maturasi )
• D à dianggap sebagai penambahan fungsi/kematangan (Fungsional Maturation) .

GUNA PERAWAT MEMPELAJARI TUKEM
1. Sebagai alat ukur dalam memberikan askep.
2. Dengan mengobservasi dapat mendeteksi dini penyimpangan/deviasi tukem anak.
3. Mengetahui perkembangan anak baik secara fisik, psikologis, sosial dan intelektual.
FAKTOR – FAKTOR MEMPENGARUHI TUKEM
1. Faktor Herediter : Seks (jenis kelamin) dan ras
( Barat dan Asia).
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Pranatal : Lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir.
-Misalnya gisi ibu waktu hamil, posisi janin dalam uterus, penggunaan obat-obatan , kebiasaan merokok.
b.Lingkungan Postnatal : lingkungan setelah anak lahir.
- Misal : Nutrisi, statussosial ekonomi,kultur,iklim/cuaca, olahraga,posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan.
3. Faktor Hormon
a. H. Somatotropin (G.H) : mempengaruhi pertumb TB dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. (gigantisme)
b. H. tiroid : menstimulasi metabolisme tubuh
( kreatinisme).
c. H. Estrogen: mempengaruhi pertumbuhan sex.
4. Pelayanan kesehatan yang ada disekitar lingkungan.
- Anak diharapkan dapat terkontrol perkemangannnya dan jika ada masalah dapat segera di ketahui dan dipecahkan.
POLA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Pola pertumbuhan fisik yang terarah
a. Cephalocaudal atau head to tail direction ( dari arah kepala kemudian kekaki).
Mis : Mengangkat kepala dulu kemudian dada dan ekstremitas bawah.
b. Proximadistal atau Near to far direction ( menggerkaan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbuh tengah dan yang lebih jauh dari pusat).
Mis : bahu dulu baru jari-jari.
c. Mass to specifik atau simple to complekx ( dari yang mudah ke sulit).
Mis : Menggerakkan bahu , kemudian mengerakkan jari-jari yang lebih sulit atau melambaikan tangan, baru bisa memainkan jarinya.
2. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan.
Pada tahap ini dibagi menjadi lima bagian yaitu :
a. Masa pra lahir : terjadi pertbh yg sangat cepat pada alat dan jaringan tbh.
b. Masa neonatus: terjadi proses penyesuaian dgn kehidupan di luar rahim.
c. Masa Bayi : terjadi perkembangan sesuai dgn lingkungan yang mempengaruhinya dan memiliki kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yg mengancam dirinya.

d. Masa anak : terjadi perkbg yg cepat dlm aspek sifat, sikap, minat dan cara penyesuainan dgn lingkungan dalam hal ini klg dan teman sebaya.
e. Masa remaja : terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda pubertas.
POLA PERKEMBANGAN DIPENGARUHI OLEH KEMATANGAN DAN LATIHAN (BELAJAR).
- Proses kematangan dan belajar selalu mempengaruhi perubahan perkembangan anak dan terjadi interaksi yg kuat dalam mempengaruhi perkbg anak.
- Masa ini dikatakan sebagai masa kritis yg harus dirangsang agar mengalami pencapaian perkbg.
TAHAP PENCAPAIAN TUKEM ANAK
Dibagi dalam lima kelompok besar yaitu :
1. Masa pranatal :
- Embrio ( mulai konsepsi – 8 minggu) : terjadi defensiasi yg cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu II terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm dan ektoderm, minggu ke III terbentuk lapisan mesoderm. Sampai pada minggu VII belum tampak terjadi pergerakan yg menonjol hanya denyut jantung janin sudah mulai berdenyut sejak minggu 4.
- Fetus ( 9 minggu sampai lahir ) : terjadi peningkatan fungsi organ yaitu bertambah ukuran panjang dan BB
terutama pertumbuhan dan penambahan jaringan subcutan dan jaringan otot.
2. Masa Post Natal
a. Masa neonatus (0-28 hr)
- masa kehidupan yang baru dalam ekstra uteridan adaptasi semua sistem organ tubuh.
- Proses dari organ tersebut dimulai dari aktifitas pernapasan yg disertai pertukaran gas dgn frek napas 35-50 kali / menit, denyut jantung antara 120-160 kali/menit.
- Bayi mulai menangis , memutar-mutar kepala, dan menghisap (rooting refleks) dan menelan.
- Bayi sudah mulai bab pertama (mekonium) dalam waktu 24 jam dengan frekuensi bab sekitar 3-5 kali seminggu ( sesuai yang di komsumsi ASI dan PASI)
- Ginjal belum berfungsi sempurna , sehingga urine masih mengandung sedikit protein dan berwarna merah muda karena banyak mengandung senyawa urat.
- Hati masih imatur dalam memproduksi faktor pembekuan sebab belum terbentuknya flora usus yang akan berperan dalam absobsi vit K.
- Adanya kekebalan bayi karena ada imunoglobulin.
Perkembangan motorik halus dan motorik kasar
- Motorik kasar diawali dgn gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala.

- Motorik halus : mampu mengikuti grs tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan.
Perkembangan bahasa
- Kemampuan bersuara (menangis) dan beraksi terhadap suara atau bel.
Perkembangan sosial
- Ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali sesorang.
b. Masa Bayi (28 hari – 1 tahun).
Dibagi dalam 3 tahap :
1). Umur 1-4 bulan : diawali dgn perubahan BB , biula gizi baik maka perkiraaan berat badan akan mencapai
700-800 gr/bulan, sedangkan pertumbahan TB agak stabil.
Perkembangan Motorik halus
- Mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memengang benda kedalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan kaki dan tangan, memegang benda dgn kedua tangan, menahan benda ditangan w/p hanya sebentar.
Perkembangan Motorik Kasar
- Mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dgn ditopang, dapat duduk dgn kepla tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang
Kemiring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi, dan berusa untuk merangkak.
Perkembangan bahasa
- Kemampuan berbahasa dan tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup,berceloteh, mulai mengucapkan kata ooh/ahh, tertawa dan berteriak,mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
Perkembangan sosial
- Mulai mengamati tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum,mengenali ibunya dgn penglihatan,penciuman,pendengaran dan sentuhan,tersenyum pada wajah mc , senag menatap wajah yang dikenalinya,diam apabila ada orang asing.
2). Umur 4-8 bulan : Pertumbuhan BB terjadi 2 kali BB waktu lahir dan rata – rata kenaikan 500-600 gr/bulan, TB stabil sesuai dgn pertambahan umur.
Perkembangan motorik kasar
-mengangkat kepala dgn melakukan gerakan menekan kedua tangannya, sudah mampu memalingkan kekanan dan kekiri, sudah mampu duduk dgn kepala tegak, mampu membalik badan, bangkit dgn kepala tegak,berayun kedepan dan kebelakang, berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat duduk dengan bantuan selam waktu singkat.
Perkembangan motorik halus
- Mulai mengamati benda, mulai menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang benda.
memindahkan objek dari satu tangan ketangan yg lain.
Perkembangan Bahasa
- Menirukan bunyi dan kata-kata, menoleh kearah suara, atau kesumber bunyi,tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak,menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal yg bersamaan.
Perkembangan sosial
- Mulai bermain dengan mainan, takut akan kehadiran org asing,mudah frustasi dan memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
3). Umur 8-12 bulan : Pertumbuhan BB dapat mencapai 3 kali BB lahir dan pertambahan rata-rata sekitar 350-450 gr/bulan, pertambahan TB sekitar 1,5 kali Tb pada saat lahir dan diperkirakan TB akan mencapai 75 cm, peningkatan jaringan subkutan,penutupan pada fontanel anterior,LK dan LD sama besar,pertumbuhan gigi dimulai dari gigi susu.
Perkembangan motorik kasar
- Duduk tanpa pegangan, berdiri dgn pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri.
Perkembangan motorik halus
- Mencari atau meraih benda kecil, bila diberikubus mampu memindahkannya, mampu mengambilnya dan mampu memegang dgn jari dan ibu jari, membenturkan
dan mampu menaruh benda atau kubus ketempatnya.
Perkembangan bahasa
- Mampu mengatakan papa mama yg belum spesifik, dapat mengucapkan dgn 1-2 kata.
Perkembangan sosial
- Kemampuan untuk bertepuk tangan, menyatakan keinginan, mulai minum dgn cangkir, meniruan kegiatan orla, main-main bola .
c. Masa anak 1-2 tahun: Anak akan mengalami kenaikan BB sekitar 1,5-2,5 kg dan PB 6-10 cm, kemudian kenaikan LK hanya 2 cm, pertumbuhan gigi terdapat tambahan 8 buah gigi susu termasuk gigi gerahan pertama, dan gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah.
Perkembangan motrorik kasar
- Anak mapu melangkah danberjalan dgn tegak,pada sekitar umur 18 bulan anak mampu menaiki tangga dgn cara satu tangan dipegang dan pada akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola dan mulai mencoba melompat.
Perkembangan motorik halus
- Mencoba menyusun atau membuat menara pada kubus.
Perkembangan bahasa
- Anak sudah mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata, kemampuan meniru dan mengenal serta responsif terhadap orla sangat tinggi,mampu menunjukkan dua gambar, mampu mengombinasikan kata-kata,mampu menunjukkan lambaian anggota badan.
Perkembangan sosial
- Mulai membantu kegiatan rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba memakai baju.
d. Masa Pra sekolah : BB mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya 2 kg, kelihatan kurus tapi aktifitas motorik tinggi, TB bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm / tahun, anak sulit untuk makan, proses eliminasi sudah menunjukkan proses kemandirian, kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan, anak sudah siap diri untuk memasuki sekolah, anak sudah mampu mengidentifikasi identitas dirinya.
Perkembangan Motorik kasar:
- sudah mampu berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dgn satu kaki , berjalan dgn tumit ke
jari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak, dan berjalan dgn bantuan.
Perkembangan motorik halus
- Mammpu menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis lebih panjang, dan menggambar orang, melambaikan tangan, maan sendiri, menggunakan sendok dgn bantuan,makan dengan tangan, membuat coretan di atas kertas.
Perkembangan bahasa
- Mampu menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, memahami arti larangan, berespon terhadap panggilan.
Perkembangan sosial
- Dapat bermain dgn permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dgn gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, mengenali anggota keluarga.
5. Masa Sekolah : BB bertambah 2,5 kg / tahun, TB bertambah 5 cm / tahun,
Perkembangan Motorik
- Anak lebih mampu menggunakan otot-otot kasar daripada otot yang halus, pada akhir masa sekolah motorik halus lebih berkembang, anak laki-laki lebih aktif daripada anak wanita.
Perkembangan sosial
- Mencari lingkungan yang lebih luas, sekolah sangat berperan dalam membentuk keperibadian anak, disekolah anak harus berinteraksi dgn orla selain keluarganya, sehingga peranan guru sangat besar.
6. Remaja (Adolence) : pertumbuhan yang pesat TB : 25 % dan BB : 50 %, semua sistem berubah, bagian tubuh tertentu memanjang.
Perkembangan Sosial Emosional
- Kemampuan sosial meningkat, reaksi dgn teman wanita / pria tapi lebih penting dgn sejenis, penampilan fisik sangat penting, peranan ortu / keluarga sudah di anggap tidak penting.
Secara umum pertumbuhan pada anak dapat diperkirakan dalam masa tumbuh kembang sebagai berikut :
BB ( Behrman, 1992) :
1. Lahir : kurang lebih 3,25 kg
2. 3-12 bulan : umur(bulan)+9
2
3. 1-6 tahun : umur(tahun) x 2 + 8
4. 6-12 tahun : umur (tahun) x 7 – 5
2

TB ( Behrman, 1992)
1. Lahir : 50 cm
2. Umur 1 tahun : 75 cm
3. 2-12 tahun : umur (tahun) x 6 + 77 Read More...

Selasa, 16 September 2008

SISTEM IMUNITAS

•SISTEM IMUNITAS
Melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen.
unsur patogen seperti Bakteri dan produknya :Virus,Jamur,Protozoa,dsb
•Komponen Sistem Imunitas
1.Fisik : Kulit, bulu hidung, bersin
2.Kimiawi : Keringat, asam lambung, air mata
3.Humoral : Antibodi, komplemen
4.Seluler : fagosit (PMN, monosit, makrofag), limposit (Sel T, Sel B)
•Respons imun
•Reaksi tubuh terhadap antigen / benda asing
•Menguntungkan meliputi : respons imun nonspesifik dan respons imun spesifik
•Merugikan meliputi hipersentivitas tipe I, tipe II, tipe III, & tipe IV
•Respons imun nonspesifik
•Bersifat bawaan
•Manifestasi : fagositosis & reaksi inflamasi
•Fagositosis diperankan oleh sel fagosit (makrofag, monosit, PMN)
•Proses fagositosis : kemotaksis, opsonin, lisis
•Tanpan respons sebelumnya
•Respons imun spesifik
•Bersifat didapat
•Diperankan oleh limposit
•Lanjutan dari respons imun nonspesifik -------- aktivitas makrofag / antigen presenting cell (APC)
•Jenis : Respons imun selular & respons imun humoral
•Respons imun selular
•Diperankan oleh limposit T
•Sel T penolong (T-helper) mengenali Ag / mikroorganisme melalui MHC ( major histocompatibility complax) kelas II pd permukaan makrofag
•Sinyal ini menyebabkan sel T menghasilkan Limfokin sep interferon yg dmembantu makrofag melisiskan mikroba
•Sel T-sitotoksik menghancurkan mikroorganisme intrasel yg disajikan melalui MHC kls I
•Sel T-sitotoksik menghasilkan gamma interferon yang mencegah penyebaran mikroorganisme
•Respons imun humoral
•Diperankan oleh sel B
•Sel B ……… sel plama yg mengahsilkan antibodi
•Ab tertentu dihasilkan oleh klon sel B tertentu
•Dibantu oleh sel T penolong & sel T penekan Read More...

CARCINOMA NASOFARING


•KONSEP DASAR MEDISI.
I. Pengertian
•Karsinoma nasofaring adalam tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring. Merupakan tumor daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Diagnosa dini cukup sulit karena letaknya tersembunyi dan berhubungan dengan banyak daerah vital.
•II. Etiologi
•Sudah hampir dipastikan disebabkan oleh virus Epstein Barr. Faktor ras, letak geografis, jenis kelamin (laki-laki), faktor lingkungan (iritasi bahan kimia, kebiasaan memasak dengan bahan/bumbu masakan tertentu, asap sejenis kayu tertentu), dan faktor genetik juga mempengaruhi
•III. Manifestasi klinis
Gejala dibagi dalam 4 kelompok
•Gejala nasofaring sendiri, berupa epistaksis ringan, pilek, atau sumbatan hidung
•Gejala telinga, berupa tinitus, rasa tidak nyaman sampai nyeri di telinga
•Gejala saraf, berupa gangguan saraf otak, seperti diplopia, parestesia daerah pipi neuralgia trigeminal, paresis/paralisis arkus faring, kelumpuhan otot bahu, dan sering tersedak.
•Gejala atau metastasis di leher, berupa benjolan di leher
IV. Komplikasi
•Metastasis jauh ke tulang, hati dan paru dengan gejala khas nyeri pada tulang, batuk-batuk dan gangguan fungsi hati
•VIII. Pemeriksaan Penunjang
•Pemeriksaan foto tengkoran potongan anteroposterior, lateral, dan Waters menunjukkan massa jaringan lunak di daerah nasofaring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan dsetruksi atau erosi tulang di daerah fosa serebri media. Dapat pula dilakukan tomografi komputer daerah kepala dan leher serta pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA.
• Diagnosis pasti dilakukan dengan biposi dari hidung atau mulut. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati ginjal dll dilakukan untuk mendeteksi metastasis.
•VIII. Penatalaksanaan
•Pengobatan utama adalah radioterapi. Sebagai tambahan dapat dilakukan diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti virus. Sebagai terapi ajuvan terbaik adalah kemoterapi dengan kombinasi Sis-platinum sebagai inti. Diseksi leher radikal dilakukan bila benjolan di leher tidak menghilang dengan radiasi atau timbul kembali, dengan syarat tumor induknya sudah hilang.
•IX. Perawatan Pallatif
•Rasa kering di mulut dapat terjadi sampai berbulan-bulan pascaradiasi akibat kerusakan kelenjar liur. Disarankan untuk makan banyak kuah, membawa minuman ke mana pun pergi, serta mencoba memakan dan mengunyah bahan asam sehingga merangsang keluarnya air liur. Dapat juga terjadi mukosis rongga mulut karena jamur, rasa kaku di leher karena fibrosis, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, muntah atau mual, hati dan otak.
•Pada keadaan tumor residif tidak banyak tindakan medis yang dapat dilakukan selain sumtomatis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
•X. Pencegahan
•Dapat dilakukan vaksinasi (masih dalam percobaan), migrasi penduduk, mengubah kebiasaan hidap yang salah, dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan faktor penyebab.

Read More...

Senin, 14 Juli 2008

ASKEP KALA EMPAT PERSALINAN

A. KONSEP DASAR MEDIS
a.Pengertian
Kala Empat Persalinan adalah tahapan persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
b.Manifestasi Klinik
} Janin telah lahir,
} Placenta telah lahir,
} Perut terlihat Kempis.
c.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan ialah dalam memimpin persalinan haruslah baik dan cermat, terutama dalam proses melahirkan janin dan melahirkan plasenta. Pada masa kala IV dimana ibu dan bayi baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
d.Komplikasi
Komplikasi yang bisa timbul pada masa kala IV ialah :
} Atonia Uteri
} Infeksi
B. Konsep Dasar Keperawatan
a.Pengkajian
} FU : Rasakan adanya Fundus yang berkontraksi.
} Placenta : Periksa kelengkapan placenta.
} Perineum : Ada atau tidaknya robekan.
} Pengeluaran darah.
} Kondisi Ibu.
} Kondisi Bayi.
} Aktivitas (Istirahat) Ibu.
b.Diagnosa Keperawatan
}Intoleransi aktifitas b/d proses persalinan.
}Resiko perdarahan b/d laserasi perineum.
}Gangguan Personal Hygiene b/d Intoleransi aktifitas.
}Resiko infeksi b/d laserasi perineum.
}Kecemasan anggota keluarga b/d ketidaktahuan mengenai prognosis persalinan.
c. Intervensi
1. Dx Kep : Intoleransi aktifitas b/d proses persalinan
Tujuan : Ibu mampu kembali melakukan aktifitas

Intervensi :
}Kaji keadaan umum ibu (tingkat intoleransi aktifitas).
R/ : Mengetahui kondisi keseluruhan ibu guna menentukan intervensi selanjutnya.
}Berikan minum dan makan kepada ibu.
R/ : Mencegah dehidrasi sekaligus mengganti energi yang hilang saat proses persalinan.
}Bantu Ibu dalam melakukan aktifitas yang belum bisa dilakukan ibu.
R/ : Meminimalkan pengunaan energy yang berlebihan oleh ibu.
}Istirahatkan ibu dan beri posisi yang nyaman, tapi tetap dalam pengawasan.
R/ : Istirahat dapat memulihkan kembali tenaga yang hilang setelah bekerja keras melahirkan bayi.
2. Dx Kep : Resiko perdarahan b/d laserasi perineum
Tujuan : Perdarahan berlebihan tidak terjadi.

Intervensi :
}Pantau TTV ibu secara berkala
R/ : TTV menjadi acuan banyaknya darah yang hilang
}Menilai tonus uterus
R/ : Tonus uterus merupakan indikasi perdarahan
}Periksa kandung kemih
R/ : Bila kandung kemih penuh akan mendorong uterus keatas dan menghalangi kontraksi.
}Anjurkan Ibu untuk menyusui bayinya.
R/ : Menyusui membantu untuk kontraksi uterus
3. Dx Kep : Gangguan Personal Hygiene b/d Intoleransi aktifitas
Tujuan : Kebersihan personal hygiene terpenuhi.
Intervensi :
}Kaji efek yang ditimbulkan intoleransi aktifitas berhubungan dengan personal hygiene.
R/ : Mengetahui efek yang ditimbulkan intoleransi aktifitas terhadap personal hygiene guna menentukan intervensi selanjutnya.
}Bantu ibu dalam memenuhi kebutuhan personal hygienenya.
R/ : Kelelahan membuat ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri sehingga memerlukan bantuan.
}Kolaborasi dengan keluarga mengenai pemenuhan kebutuhan personal hygiene ibu.
R/ : Keluarga biasanya lebih mengerti dan tahu mengenai kebutuhan klien.
4. Dx Kep : Resiko infeksi b/d laserasi perineum
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Intervensi:
}Perhatikan robekan pada perineum.
R/ : Luka laserasi beisa menjadi mediator masuknya kuman.
}Lakukan penanganan segera bila terdapat laserasi perineum.
R/ : Penanganan dengan segera bisa mencegah terjadinya infeksi.
}Pertahankan pemberian tindakan dengan teknik septic dan aseptic.
R/ : Mencegah masuknya mikroorganisme dan terjadinya infeksi.
}Pantau TTV ibu.
R/ : TTV bisa menjadi acuan tejadinya infeksi.
5. Dx Kep : Kecemasan anggota keluarga b/d ketidaktahuan mengenai prognosis persalinan.
Tujuan : Keluarga tidak menunjukkan status cemas.

Intervensi :
}Kaji tingkat kecemasan anggota keluarga
R/ : Memberikan informasi mengenai kecemasan keluarga guna menentukan intervensi selanjutnya.
}Berikan penjelasan mengenai prognosis dari persalinan itu sendiri.
R/ : Agar anggota keluarga paham tentang bagaimana proses persalinan itu.
}Beritahu kepada keluarga mengenai tanda-tanda bahaya pasca persalinan.
R/ : Mencegah terjadinya rasa cemas yang berlebihan
}Ajarkan kepada keluarga cara memeriksa FU dan menimbulkan kontraksi.
R/ : Membantu dalam penanganan segera serta mengurangi kecemasan keluarga.
d. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervansi yang telah dibuat dengan menyesuaikan kondisi dan reaksi yang diberikan klien (si ibu).
e. Evaluasi
} Ibu mampu beraktifitas.
} Perdarahan berlebihan tidak terjadi.
} Kebutuhan personal hygiene terpenuhi
} Infeksi tidak terjadi.
} Keluarga tidak menunjukkan tanda-tanda cemas. Read More...

Sabtu, 28 Juni 2008

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN BUNUH DIRI PADA REMAJA

Tahukah anda? Jika suasana hati menjadi salah satu factor yang mempengaruhi tindakan bunuh diri.
“jangan meremehkan suasana hati kita. Sebab kalau sedang dalam kondisi sangat buruk, seseorang bias mengakhiri nyawanya sendiri. Ilmuan Amerika belum lama ini menemukan kasus bunuh diri di kalangan remaja justru dipicu oleh akibat suasana hati yang buruk. Belakangan, kasus bunuh diri kalangan remaja mulai meningkat . Usia pelaku bunuh diripun tidak main-main, ada yang masih belasan tahun”.
Menurut ahli psikiatrik Kaplan Sadock (1997), “Seorang anak yang berupaya bunuh diri sangat rentan terhadap pengruh stressor social, seperti percekcokan keluarga yang kronis, penyiksaan, penelantaran, kehilangan sesuatu yang di cintai, kegagalan akademik, dan lingkungan yang buruk. Menerut hasil riset, cirri universal penyebab anak dan remaja bunuh diri adalah ketidakmampuan meraka memecahkan masalah yang dihadapi seperti percekcokan keluarga, penolakan, dan kegagalan”.

Oleh karena stessor lingkungan itulah yang menyebabkan banyak oangtua yang tadinya yinggal dikawasan perkotaan berbondong-bondongmembeli tempat tinggal dikawasan yang menurut mereka tenang, seperti puncak, kawasan bukit,dll. Itu mereka lakukan guna memberikan ketenangan kepeda anak-anak mereka sekaligus menghindari berbagai macam stressor lingkungan perkotaan. Dimana kehidupan anak-anak akan belajar dari nilai yang membesarkannya, seperti petikan perkataan oleh L. Noite (2003):
Jika anak-anak hidup dengan kecaman
Mereka belajar untuk mengutuk
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan
Mereka belajar untuk berkelahi
Jika anak-anak hidup dengan ketakutan
Mereka belajar untuk tercekam kekhawatiran
Jika anak-anak hidup dengan cemohan
Mereka belajar untuk menjadi pemalu
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan
Mereka belajar untuk iri hati
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan
Mereka belajar untuk menemukan cinta di dunia ini

Menurut Stuart Sundeen (1995) jenis kepribadian yang paling sering melakukan bunuh diri adalah tipe agresif, bermusuhan, putus asa, harga diri rendah, dan kepribadian antisocial. Anak kan memiliki risiko besar untuk melakukan bunuh diri bila berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter atau keluarga yang pernah melakukan bunuh diri, gangguan emosi, dan keluarga dengan alkoholisme.

Anak remaja kita sebagian dihadapkan oleh biaya sekolah atau pendidikan yang terbilang cukup mahal, berobatpun susah, ingin bekarjapun harus bersaing dengan ribuan bahkam jutaan pengangguran. Sedangkan factor lain yang memegang peran penting adalah riwayat psikososial seperti perceraian orangtua, putus hubungan, khilangan pekerjaan atau pun akumulasi dari berbagai macam stessor yang menjadikan koping kurang konstruktif.

Apa sebenarnya yang hrus diwaspadai oleh para orangtua menghadapi trend bunuh diri seperti sekarang ini agar tindakan bunuh diri tidak terjadi pada anak mereka??
Secara teorotis 19-24% anak yang melakukan bunuh diri telah melakukan upaya bunuh diri sebelumnya. Oleh sebab itu, orang terdekat dengan sang anak harus waspada terhadap anak yang pernah melakukan upaya bunuh diri. Ada tand-tanda verbal maupun non-verbal yang harus di waspadai. Tanda verbal itu biasanya dalam bentuk ancaman “saya akan bunuh diri” atau “saya sudah bosan hidup”. Sedangkan non-verbal bias berupa murung, mengurung diri, tidak bergaul, sedih yang berkepanjangan, menyerahkan berang berharga miliknya atau menulis surat perpisahan untuk kedua orangtuanya. Read More...

KEMATANGAN OTAK DARI ANAK HINGGA DEWASA

Benarkah fungsi otak untuk menganalisa dan memecahkan masalah baru sempurna saat seseorang menginjak dewasa? Studi terbaru menjawab dugaan para ahli yang selama ini keliru.
Selama ini para ahli yakin bahwa tumbuh kembang otak terjadi ditahun pertama usia anak dan menyusut jika sel-sel sarafotak tidak digunakan. Ternyata, studi terbaru membuktikan bahwa hingga usia dewasa awal (19-40 tahun), kematangan otak manusia baru tercapai. Terutama, pada bagian korteks prefrontal, yang berfungsi sebagai pusat perencanaan (planning), pemecahan masalah (problem solving), nalar, emosi, gerakan dan sebagian pusat berbicara manusia. Itu berarti, kesempatan kita masih panjang untuk mengasah otak menjadi lebih matang.
Studi yang dilakukan oleh peneliti gabungan dari National Health of Mental Health (NIMH) dan University of California, Los Angeles (UCLA) ini dilaporkan dimana studi ini dilakukan terhadap 13 anak dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) setiap dua tahun sekali. Kerja korteks (bagian terbesar otak manusia) direkam dalam bentuk film tiga dimensi. Dalam rekaman, jaringan korteks otak yang sedang aktif bekerja berwarna abu-abu sehingga sering disebut “gray matter” (bagian abu-abu).
Rekaman kerja otak menunjukkan bahwa bagian abu-abu menjadi matang dan semakin aktif di usia yang tahapan perkembangan (milestone) kognitif dan fungsionalnyajuga semakin matang. Sebagaimana tumbuh kembang manusia, maka korteks menjadi matang sejalan dengan tahapan perkembangan. Read More...

Selasa, 24 Juni 2008

ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. PengertianHiperemsis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing.Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda.B. EtiologiPenyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.c) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.d) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien (http://zerich150105.wordpress.com).C. Patofisiologi Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.(http://zerich150105.wordpress.com).D. Tanda Dan GejalaHiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :a) Tingkatan I :Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.b) Tingkatan II :Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.c) Tingkatan III:Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.(http://healthblogheg.blogspot.com)E. KomplikasiDehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi (http://healthblogheg.blogspot.com)F. Pemeriksaan Diagnostikü USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.ü Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.ü Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.(http://zerich150105.wordpress.com)G. PenatalaksanaanPencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.Obat-obatanSedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, AvominIsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.Terapi psikologikPerlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.Cairan parenteralBerikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.Penghentian kehamilanPada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.Dieta) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.c) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.PrognosisDengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengkajian Keperawatana. Aktifitas istirahatTekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).b. Integritas egoKonflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.c. EliminasiPcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.d. Makanan/cairanMual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.e. PernafasanFrekuensi pernapasan meningkat.f. KeamananSuhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam komag. SeksualitasPenghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.h. Interaksi sosialPerubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
ü Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
ü Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
ü Turgor kulit, lidah kering
ü Adanya aseton dalam urine
(http://zerich150105.wordpress.com)B. Diagnosa Keperawatan1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.(http://zerich150105.wordpress.com)C. Rencana Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.Intervensi
Batasi intake oral hingga muntah berhenti.R/ Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.R/Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.R/Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit
Catat intake dan output.R/Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringR/Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemakR/dapat menstimulus mual dan muntah
anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidurR/Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.R/Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.R/Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.R/Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
Pantau kadar Hemoglobin dan HemotokritR/ Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu.

Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..R/ Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
Ukur pembesaran uterusR/Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran perkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut.


2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi Dan Rasional1.Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah.2.Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.3.Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standarSebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.4.Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

3) Koping tidak efektif b/d perubahan psikologi kehamilanIntervensi Dan Rasional1.Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjungUntuk mencegah dan mengurangi kecemasan2.Kaji tingkat fungsi psikologis klienUntuk menjaga intergritas psikologis3.Berikan support psikologisUntuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya4.Berikan penguatan positifUntuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan5.Berikan pelayanan kesehatan yang maksimalPenting untuk meningkatkan kesehatan mental klien4) Activity intolerance berhubungan dengan kelemahanIntervensi Dan Rasional1.Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus2.Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.3.Bantu klien beraktifitas secara bertahapAktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasiTingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.(http://zerich150105.wordpress.com) Read More...