Jumat, 14 November 2008

KONSEP BERMAIN ANAK

Pengertian
- Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dgn ling, melakukan apa yg dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara .
(Wong, 2000).


- Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya .
(Miller dan Keong, 1983).
- Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan.
(Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah
“” Kegiatan yang tdk dpt dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari krn bermain sama dgn berja pada org dewasa, yg dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dgn ling, menyesuaikan diri dgn ling, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.””
FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan sensorik motorik
u Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik mrpk komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
2. Perkembangan intelektual
u Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi thp segala sesuatu yg ada di ling sekitarnya, terutama
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.
u Pada saat bermain anak akan melatih diri dan memecahkan masalah.
3. Perkembangan sosial.
u Perkbg sosial ditandai dgnkemampuan berinteraksi dgn lingkungannya.
u Bermain dgn orla akan membantu anak utk mengembangkan hub sosial dan belajar memecahkan
masalah dari hub tersebut.
u Anak belajar berinteraksi dgn teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar ttg nilai sosial yang ada pd kelompok.
4. Perkbg kreatifitas
u Kemampuan utk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dlm bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya.
5. Perkembangan kesadaran diri.
u Anak akan mengembangkan kemampuannya dlm mengatur t.l.
u Anak akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkan dgn orla dan menguji kemampuannya dgn mencoba peran baru dan mengetahui dampak t.l terhadap orla.
6. Perkembangan moral
u Anak mempelajari nilai benar dan salah dari ling, terutama dari ortu dan guru.
u Anak akan mendapatkan kesempatan utk menerapkan nilai-nilai sehingga dapat diterima di ling dan dpt menyesuaikan diri dgn aturan yg ada dikelompoknya.
u Anak belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yg akan dilakukan.
7. Terapi
u Pada saat dirawat di RS anak akan mengalami berbagai perasaan yg sangat tidak menyenangkan, seperti marah,takut,cemas, sedih
dan nyeri, sehinggaanak –anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya dlm bentuk permainan.
TUJUAN BERMAIN
1. Untuk melanjutkan tukem yg normal pada saat sakit .
2. Mengekspresikan perasaan , keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
1.Tahap perkembangan anak
u Perawat hrs mengetahui dan memberikan jenis permainan yg tepat utk setiap tahapan pertumb dan perkem anak.
2. Status kesehatan anak
Perawat hrs mengetahui kondisi ana pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yg dapat dilakukan anak sesuai dgn prisnsip bermain pd anak yg sedang dirawat di RS.
3. Jenis kelamin
u Dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedaskan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
u Ada pendapat ygdiyakini bahwa permainan adl salah satu alat
mengenal identitas dirinya.
4. Ling yang mendukung
u Ling yg cukup luas utk bermain memungkinkan ana mempunyai cukup ruang utk bermain.
5. Alat dan jenis permainan yg cocok
u Pilih alat bermain sesuai dgn tahapan tukem anak
u Alat permaianan tidak selalu harus dibeli ditoko dan harus mahal.
KLASIFIKASI BERMAIN
a. Menurut isinya
u Sosial affective play : hub interpersonal yg menyenangkan antara anak dgn orla (EX : ciluk-baa).
u Sense of pleasure play : permaianan yg sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir).
u Skiil play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda).
u Dramatik Role play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat).
u Games : permaianan yg menggunakan alat tertentu yg menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga).
u Un occupied behaviour: anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek
yang ada disekelilingnya , yg digunakan sebagai alat permainan(EX : jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).
b. Karakter sosial
u Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yg sedang bermain, tanpa ada inisiatif utk ikut berpartisifasi dlm permainan(EX : Congklak).
u Solitary play : anak tampak berada dlm klp permaianan, tetapi anak bermain sendiri dgn alat permainan yg dimilikinya.
u Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yg sama, tetapi antara satu anak dgn anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dgn lainya tida ada sosialisasi.
u Associative play : permeianna ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dgn anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin
dan tujuan permaianan tidak jelas (EX bermain boneka,masak-masak).
u Cooperative play : aturan permainan dlm klp tampak lebih jelas pada permaiann jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (EX : main sepak bola).
BENTUK-BENTUK PERMAIANAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA
A. Umur 1 bulan (sense of pleasure play).
- Visual :dpt melihat dgn jarak dekat
- Audio : berbicara dgn bayi
- Taktil : memeluk, menggendong
Kinetik : naik kereta, jalan-jalan.
b. Umur 2-3 bln
- Visual : memberi objek terang,membawa bayi keruang
yang berbeda .
- Audio :berbicara dgn bayi,memyanyi
- Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut.
c. Umur 4-6 bln
- Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi nontong TV.
- Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas.
- Kinetik : bantu bayitengkurap, mendirikan bayi pada paha ortunya.
- Taktil : memberikan bayi bermain air.
d. Umur 7-9 bln
- Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dgn kaca serta berbicara sendiri.
- Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yg diucapkan seperti mama,papa.
- Taktil : membiarkan main pada air mengalir.
- Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat.
e. Umur 10-12 bln
- Visual : Memperlihatkan gambar terang dlm buku.
- Audio : membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan tubuh dan menyebutnya.
- Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan angin.
- Kinetik : memberikan anak mainan besar yg dapat ditarik atau didorong, seperti sepeda atau kereta.
f. Umur 2-3 tahun
- Paralel play dan sollatary play
- Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak mainan)
- Jenis mainan :boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar.
g. Preschool 3-5 thn
- Associative play , dramatik play dan skill play.
- Sudah dapat bermain kelompok
- Jenis mainan : roda tiga, balok besar dgn macam-macam ukuran.
h. Usia sekolah
- Cooperative play
- Kumpul prangko, olra
i. Masa remaja
- Anak lebih dekat dgn kelompok
- Olra, musik,komputer, dan bermain drama.
PRINSIP BERMAIN DI RS
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.
3. Kelompok umur yg sama.
4. Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan
5. Semua alat permaianan dpt dicuci
6. Melibatkan ortu. Read More...

Sabtu, 08 November 2008

TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK

1. Pengertian
Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang lain melalui simbol-simbol , tanda, atau tingkah laku (Haber,1987).
Komponen Dalam Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim pesan
Yang menjadi komunikator dalam hal ini adalah anak, keluarga, atau kelompok .
2. Komunikan / penerima pesan
Penerima pesan mrp org yg menerima berita atau lambang .
3. Pesan
Berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambang, pembicara, gerakan atau sikap.Ex : Informasi ttg masalah kesehatan anak.
4. Media
Sarana atau saluran dari komunikasi. Dapat berupa media cetak, audio, visual, atau audio visual.
5. Umpan Balik
Reaksi komunikan sebgai dampak atau pengaruh dari pesan yg disampaikan, baik secara lgs m/p tidak lgs.
Sikap Dalam Komunikasi
Menurut Egan (1995); menyampaikan sikap kom mrpkan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal m/p non verbal.
1. Sikap berhadapan
Bentuk sikap dimana sesorg lgs bertatap muka atau berhdp lgs dgn anak ( Komunikator siap utk berkomunikasi).
2. Sikap mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dgn cara selalu memperhatikan apa yg diinformasikan atau disampaikandgn tidak melakukan kegiatan yg dapat mengalihkan perhatian dgn lainnya.
3. Sikap membungkuk kearah pasien
Menunjukkan keinginan utk mengatakan atau mendengar sesuatu dgn cara membungkuk sedikit kearah klien.
4.Sikap terbuka
Bentuk sikap dgn memberikan posisi kaki tidak melipat,tangan menunjukkan keterbukaan
untuk berkomunikasi
5. Sikap tetap relaks
Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dlm memberi respons pada klien selama komunikasi.
Sikap Komunikasi Terapeutik
1. Sikap kesejatian
Menghindari membuka diri yg terlalu dini sampai dgn anak menunjukkan kesiapan utk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita pada anak.
2. Sikap empati
Bentuk sikap dgn cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan org tua.
3. Sikap hormat
Bentuk sikap yg menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien. EX : senyum pada saat yg tepat, melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut dgn seizin komunikan.
4. Sikap Konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yg spesifik dan bukan abstrak pada saat kom dgn klien , EX : gambar, mainan, dll.
Komunikasi dengan Anak Sesuai TUKEM
1. Bayi : mengungkapkan kebutuhan dgn t.l dan bersuara yang dapat diinterpretasikan oleh org sekitarnya EX: menangis.
2. Toddler dan Pra sekolah
- Memberitahu apa yang terjadi pada dirinya.
- Memberi kesempatan pada mereka untk menyentuh alat pemeriksa yg akan digunakan.
- Bicara lambat
- Hindari sikap mendesak utk dijawab EX : jawab dong.
- Hindari konfrontasi lgs
- Salaman pada anak ( kurangi rasa cemas)
- Bergambar atau bercerita.
3. Usia sekolah
- Gunakan kata sederhana yg spesifik
- Jelaskan sesuatu yg membuat ketidakjelasan pada anak
- Jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan
- Jangan menyakiti atau mengancam
4. Usia remaja
- Berdiskusi atau curah pendapat sama teman sebaya.
- Hindari bbrp pertanyaan yg dpt menimbulkan rasa malu.
- jaga kerahasiaan dalam komunikasi ( masa transisi dlm bersikap dewasa ).
Cara Komunikasi Dengan Anak
1. Melalui org ketiga : tdk lgs bertanya pd anak.
2.Bercerita : pergunakan bahasa yg mudah dimengerti,perlihatkan gambar
3.Bilioterapi: melalui pemberian buku/majalah anak mengekpresikan perasaan dan aktivitas sesuai cerita dlm buku.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan : mengetahui apa keinginan / keluhan anak.
5. Pro / kontra :mengetahui perasaan anak dan pikiran anak (mengajukan pertanyaaan hal positif dan negatif ).
6.Menulis : bila anak tidak dpt mengungkapkan perasaan secara verbal.
7. Menggambar : anak akan mengungkapkannya apabila gbr yg ditulisnya ditanya ttg maksudnya.
8. Bermain : sangat efektif dalam membantu berkomunikasi, dapat menjalin hub interpersonal dgn teman dan perawat.
Cara komunikasi Dengan Ortu Anak
1. Anjurkan ortu untuk berbicara
2. Arahkan ke fokus
3. Mendengarkan
4. Diam
5. Empati
6. Menyakinkan kembali
7. Merumuskan kembali
8. Memberi petunjuk kemungkinan apa yg terjadi
9. Menghindari hambatan dalam komunikasi.
Tahapan Dalam Komunikasi Dengan Anak
1. Tahap Prainteraksi
- Mengumpulkan data ttg kliendgn mempelajari status atau bertanya kepada ortu ttg masalah yg ada.
2. Tahap Perkenalan
- Memberi salam dan senyum pada klien,melakukan validasi , mencari kebenaran data yg ada, menobservasi, memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
- Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya , krn akan memberitahu ttg hal yang kurang dimengerti dlm komunikasi, menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
- Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan reinforcement positif, tindak lanjut,kontrak, dan mengakhiri wawancara dgn cara yg baik.
Faktor-Faktor Yg mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak
1. Pendidkan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Usia Tukem
5. Status kes anak
6. Sistem sosial
7. Saluran
8. Lingkungan. Read More...