Selasa, 16 September 2008

SISTEM IMUNITAS

•SISTEM IMUNITAS
Melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen.
unsur patogen seperti Bakteri dan produknya :Virus,Jamur,Protozoa,dsb
•Komponen Sistem Imunitas
1.Fisik : Kulit, bulu hidung, bersin
2.Kimiawi : Keringat, asam lambung, air mata
3.Humoral : Antibodi, komplemen
4.Seluler : fagosit (PMN, monosit, makrofag), limposit (Sel T, Sel B)
•Respons imun
•Reaksi tubuh terhadap antigen / benda asing
•Menguntungkan meliputi : respons imun nonspesifik dan respons imun spesifik
•Merugikan meliputi hipersentivitas tipe I, tipe II, tipe III, & tipe IV
•Respons imun nonspesifik
•Bersifat bawaan
•Manifestasi : fagositosis & reaksi inflamasi
•Fagositosis diperankan oleh sel fagosit (makrofag, monosit, PMN)
•Proses fagositosis : kemotaksis, opsonin, lisis
•Tanpan respons sebelumnya
•Respons imun spesifik
•Bersifat didapat
•Diperankan oleh limposit
•Lanjutan dari respons imun nonspesifik -------- aktivitas makrofag / antigen presenting cell (APC)
•Jenis : Respons imun selular & respons imun humoral
•Respons imun selular
•Diperankan oleh limposit T
•Sel T penolong (T-helper) mengenali Ag / mikroorganisme melalui MHC ( major histocompatibility complax) kelas II pd permukaan makrofag
•Sinyal ini menyebabkan sel T menghasilkan Limfokin sep interferon yg dmembantu makrofag melisiskan mikroba
•Sel T-sitotoksik menghancurkan mikroorganisme intrasel yg disajikan melalui MHC kls I
•Sel T-sitotoksik menghasilkan gamma interferon yang mencegah penyebaran mikroorganisme
•Respons imun humoral
•Diperankan oleh sel B
•Sel B ……… sel plama yg mengahsilkan antibodi
•Ab tertentu dihasilkan oleh klon sel B tertentu
•Dibantu oleh sel T penolong & sel T penekan Read More...

CARCINOMA NASOFARING


•KONSEP DASAR MEDISI.
I. Pengertian
•Karsinoma nasofaring adalam tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring. Merupakan tumor daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Diagnosa dini cukup sulit karena letaknya tersembunyi dan berhubungan dengan banyak daerah vital.
•II. Etiologi
•Sudah hampir dipastikan disebabkan oleh virus Epstein Barr. Faktor ras, letak geografis, jenis kelamin (laki-laki), faktor lingkungan (iritasi bahan kimia, kebiasaan memasak dengan bahan/bumbu masakan tertentu, asap sejenis kayu tertentu), dan faktor genetik juga mempengaruhi
•III. Manifestasi klinis
Gejala dibagi dalam 4 kelompok
•Gejala nasofaring sendiri, berupa epistaksis ringan, pilek, atau sumbatan hidung
•Gejala telinga, berupa tinitus, rasa tidak nyaman sampai nyeri di telinga
•Gejala saraf, berupa gangguan saraf otak, seperti diplopia, parestesia daerah pipi neuralgia trigeminal, paresis/paralisis arkus faring, kelumpuhan otot bahu, dan sering tersedak.
•Gejala atau metastasis di leher, berupa benjolan di leher
IV. Komplikasi
•Metastasis jauh ke tulang, hati dan paru dengan gejala khas nyeri pada tulang, batuk-batuk dan gangguan fungsi hati
•VIII. Pemeriksaan Penunjang
•Pemeriksaan foto tengkoran potongan anteroposterior, lateral, dan Waters menunjukkan massa jaringan lunak di daerah nasofaring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan dsetruksi atau erosi tulang di daerah fosa serebri media. Dapat pula dilakukan tomografi komputer daerah kepala dan leher serta pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA.
• Diagnosis pasti dilakukan dengan biposi dari hidung atau mulut. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati ginjal dll dilakukan untuk mendeteksi metastasis.
•VIII. Penatalaksanaan
•Pengobatan utama adalah radioterapi. Sebagai tambahan dapat dilakukan diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti virus. Sebagai terapi ajuvan terbaik adalah kemoterapi dengan kombinasi Sis-platinum sebagai inti. Diseksi leher radikal dilakukan bila benjolan di leher tidak menghilang dengan radiasi atau timbul kembali, dengan syarat tumor induknya sudah hilang.
•IX. Perawatan Pallatif
•Rasa kering di mulut dapat terjadi sampai berbulan-bulan pascaradiasi akibat kerusakan kelenjar liur. Disarankan untuk makan banyak kuah, membawa minuman ke mana pun pergi, serta mencoba memakan dan mengunyah bahan asam sehingga merangsang keluarnya air liur. Dapat juga terjadi mukosis rongga mulut karena jamur, rasa kaku di leher karena fibrosis, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, muntah atau mual, hati dan otak.
•Pada keadaan tumor residif tidak banyak tindakan medis yang dapat dilakukan selain sumtomatis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
•X. Pencegahan
•Dapat dilakukan vaksinasi (masih dalam percobaan), migrasi penduduk, mengubah kebiasaan hidap yang salah, dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan faktor penyebab.

Read More...