Sabtu, 28 Juni 2008

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN BUNUH DIRI PADA REMAJA

Tahukah anda? Jika suasana hati menjadi salah satu factor yang mempengaruhi tindakan bunuh diri.
“jangan meremehkan suasana hati kita. Sebab kalau sedang dalam kondisi sangat buruk, seseorang bias mengakhiri nyawanya sendiri. Ilmuan Amerika belum lama ini menemukan kasus bunuh diri di kalangan remaja justru dipicu oleh akibat suasana hati yang buruk. Belakangan, kasus bunuh diri kalangan remaja mulai meningkat . Usia pelaku bunuh diripun tidak main-main, ada yang masih belasan tahun”.
Menurut ahli psikiatrik Kaplan Sadock (1997), “Seorang anak yang berupaya bunuh diri sangat rentan terhadap pengruh stressor social, seperti percekcokan keluarga yang kronis, penyiksaan, penelantaran, kehilangan sesuatu yang di cintai, kegagalan akademik, dan lingkungan yang buruk. Menerut hasil riset, cirri universal penyebab anak dan remaja bunuh diri adalah ketidakmampuan meraka memecahkan masalah yang dihadapi seperti percekcokan keluarga, penolakan, dan kegagalan”.

Oleh karena stessor lingkungan itulah yang menyebabkan banyak oangtua yang tadinya yinggal dikawasan perkotaan berbondong-bondongmembeli tempat tinggal dikawasan yang menurut mereka tenang, seperti puncak, kawasan bukit,dll. Itu mereka lakukan guna memberikan ketenangan kepeda anak-anak mereka sekaligus menghindari berbagai macam stressor lingkungan perkotaan. Dimana kehidupan anak-anak akan belajar dari nilai yang membesarkannya, seperti petikan perkataan oleh L. Noite (2003):
Jika anak-anak hidup dengan kecaman
Mereka belajar untuk mengutuk
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan
Mereka belajar untuk berkelahi
Jika anak-anak hidup dengan ketakutan
Mereka belajar untuk tercekam kekhawatiran
Jika anak-anak hidup dengan cemohan
Mereka belajar untuk menjadi pemalu
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan
Mereka belajar untuk iri hati
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan
Mereka belajar untuk menemukan cinta di dunia ini

Menurut Stuart Sundeen (1995) jenis kepribadian yang paling sering melakukan bunuh diri adalah tipe agresif, bermusuhan, putus asa, harga diri rendah, dan kepribadian antisocial. Anak kan memiliki risiko besar untuk melakukan bunuh diri bila berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter atau keluarga yang pernah melakukan bunuh diri, gangguan emosi, dan keluarga dengan alkoholisme.

Anak remaja kita sebagian dihadapkan oleh biaya sekolah atau pendidikan yang terbilang cukup mahal, berobatpun susah, ingin bekarjapun harus bersaing dengan ribuan bahkam jutaan pengangguran. Sedangkan factor lain yang memegang peran penting adalah riwayat psikososial seperti perceraian orangtua, putus hubungan, khilangan pekerjaan atau pun akumulasi dari berbagai macam stessor yang menjadikan koping kurang konstruktif.

Apa sebenarnya yang hrus diwaspadai oleh para orangtua menghadapi trend bunuh diri seperti sekarang ini agar tindakan bunuh diri tidak terjadi pada anak mereka??
Secara teorotis 19-24% anak yang melakukan bunuh diri telah melakukan upaya bunuh diri sebelumnya. Oleh sebab itu, orang terdekat dengan sang anak harus waspada terhadap anak yang pernah melakukan upaya bunuh diri. Ada tand-tanda verbal maupun non-verbal yang harus di waspadai. Tanda verbal itu biasanya dalam bentuk ancaman “saya akan bunuh diri” atau “saya sudah bosan hidup”. Sedangkan non-verbal bias berupa murung, mengurung diri, tidak bergaul, sedih yang berkepanjangan, menyerahkan berang berharga miliknya atau menulis surat perpisahan untuk kedua orangtuanya.

0 komentar: