Sabtu, 28 Februari 2009

BERMIMPI

Saya akan mengajak anda bermimpi. Ada apa dengan mimpi? Mengapa kita harus bermimpi? Bukankah mimpi itu bunganya tidur? Apa kita harus tidur terlebih dulu? Bagaimana mau maju, bukankah kita sudah banyak tidur?
Begini, Umar bin Khathab ra pernah berdialog dengan beberapa orang di zamannya. Umar bin Khathab ra berkata : “Berangan-anganlah! Maka salah satu diantara yang hadir berkata : “ Saya berangan-angan kalau saja saya mempunyai banyak uang,lalu saya belanjakan untuk memerdekakan budak dalam rangka meraih ridha Allah”.
Mungkin anda bertanya dalam hati mengapa harus bermimpi sih? Memang mimpi itu kembangnya tidur dan bukankah kita harus realistis?
Begini para reader, memang mimpi bisa jadi tinggal mimpi. Namun ada sebuah hikmah “bermimpilah sebelum kamu menjadi pemimpin.”serta “belajarlah sebelum engkau jadi pemimpin.”
Ternyata banyak orang-orang besar, pemimpin besar yang berangkat dari seorang pemimpi. Jadilah pemimpi besar untuk menjadi pemimpin besar. “Laa budda lil qaa-idi an yaakuuna lahu ahlam, wa illa la yashluh an yakuuna qaa-idan….Seorang pemimpin harus mempunyai banyak mimpi, jika tidak ia tidak layak untuk jadi seorang pemimpin”.
Memang kenyataannya, kita akan kehabisan stok pemimpin jika tidak ada lagi orang yang berani bermimpi dan bercita-cita besar. Nah, bila untuk bermimpi saja tidak berani, bagaimana ia berani untuk jadi seorang pemimpin?
Karen menjadi pemimpin berarti menjadi orang yang cerdas. Yakni berani berfikir mendahului masanya, meski kadang orang lain belum bisa memahaminya. Ia juga obsesif. Memiliki pikiran dan gagasan besar diluar apa yang dipikirkan orang lain. Seperti yang dilakukan Khidr, hal-hal yang tidak bisa dipahami dan dimengerti oleh Nabi Musa.
Tapi yang aneh, kadang untuk bermimpi dan bercita-cita saja takut apalagi untuk meraihnya. Iya kan?? So…
“Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” (Arai dalam “Sang Pemimpi” karya Andrea Hirata)

0 komentar: